BAGIAN II : RANGKA BANGUNAN (UPPER STRUCTURE)
Rangka bangunan adalah bagian dari
bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar
yang bekerja padanya. Rangka bangunan untuk bangunan bertingkat sederhana atau
bertingkat rendah, umumnya berupa struktur rangka portal (frame structure).
Struktur ini berupa kerangka yang terdiri dari kolom dan balok yang merupakan
rangkaian yang menjadi satu kesatuan yang kuat.
Kolom portal harus dibuat menerus
dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak
boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat
kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom
portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin keatas
boleh makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai
agar pada satu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama.
Balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan Momen, Gaya vertikal dan Gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, dibagian pangkal pada pertemuan dengan kolom boleh ditambah tebalnya.
Rangka portal harus direncanakan dan diperhitungkan kekuatannya terhadap beban-beban sebagai berikut :
-
Beban
mati, dinyatakan dengan lambang : M
-
Beban
hidup, dinyatakan dengan lambang : H
-
Beban
angin, dinyatakan dengan lambang : A
-
Beban
gempa, dinyatakan dengan lambang : G
-
Beban
khusus, dinyatakan dengan lambang : K
Kombinasi pembebanan :
Pembebanan
tetap : M + H
Pembebanan
sementara : (M + H)
+ A
Atau : (M +
H) + G --->>> (dipilih pengaruh mana yang lebih besar)
Pembebanan
khusus : (M + H) + K
Atau : (M +
H) + A + K
Atau : (M +
H) + G + K
Untuk
merencanakan dan menghitung kekuatan suatu konstruksi bangunan dipakai
pembebanan tetap yang terberat. Setelah diproses ukuran dari konstruksi
portalnya berdasarkan tegangan ijin bahan, langkah selanjutnya adalah
mengadakan hitungan kontrol terhadap beban sementara atau beban khusus, dipilih
pengaruh mana yang lebih membahayakan konstruksi. Apabila pada hitungan kontrol
ternyata konstruksi tidak aman terhadap beban sementara, maka ukuran konstruksi
tersebut harus diperbesar lagi. Jadi suatu konstruksi bangunan harus aman dan
mampu mendukung beban tetap, beban sementara dan atau beban khusus.
Pengertian Beban :
- Beban
mati adalah berat dari semua bagian bangunan yang bersifat tetap, termasuk segala
unsur tambahan, pekerjaan pelengkap (finishing), serta alat atau mesin, yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari rangka bangunannya.
-
Beban
hidup adalah berat dari penghuni dan atau barang-barang yang dapat berpindah,
yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Pada atap, beban hidup termasuk air
hujan yang tergenang.
- Beban
angin adalah beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya, karena adanya
selisih tekanan udara (hembusan angin kencang).
- Beban
gempa adalah besarnya getaran yang terjadi di dalam struktur rangka bangunan
akibat adanya gerakan tanah oleh gempa, dihitung berdasarkan suatu analisa
dinamik.
-
Beban
khusus adalah beban kerja yang berasal dari adanya selisih suhu, penurunan
pondasi, susut bahan, gaya rem dari kran, getaran mesin berat.
Rangka portal untuk bangunan bertingkat rendah, umumnya dibuat dari bahan konstruksi beton
bertulang. Bahan beton merupakan konstruksi yang kuat menahan gaya desak, sedang tulangan baja
mampu menahan gaya tarik, jadi bahan beton bertulang merupakan konstruksi bangunan yang
mampu menahan gaya desak dan gaya tarik, yaitu gaya-gaya yang bersifat merusak pada konstruksi.
Selain itu beton bertulang juga merupakan konstruksi tahan gempa, tahan api, merupakan bahan yang
kuat dan awet yang tidak perlu perawatan dan dapat berumur panjang.
Langkah-langkah dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat adalah :
Rangka portal untuk bangunan bertingkat rendah, umumnya dibuat dari bahan konstruksi beton
bertulang. Bahan beton merupakan konstruksi yang kuat menahan gaya desak, sedang tulangan baja
mampu menahan gaya tarik, jadi bahan beton bertulang merupakan konstruksi bangunan yang
mampu menahan gaya desak dan gaya tarik, yaitu gaya-gaya yang bersifat merusak pada konstruksi.
Selain itu beton bertulang juga merupakan konstruksi tahan gempa, tahan api, merupakan bahan yang
kuat dan awet yang tidak perlu perawatan dan dapat berumur panjang.
Langkah-langkah dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat adalah :
- Hitungan
mekanika : pada tahap ini ditentukan besarnya beban yang bekerja, kemudian
dengan dasar gambar konstruksi dan metoda hitungan yang berlaku, dicari besarnya
momen, gaya lintang dan gaya geser akibat beban tetap.
-
Perencanaan
konstruksi : misal akan dipakai konstruksi beton bertulang, maka dengan
berdasarkan tegangan ijin bahan dan hasil hitungan mekanika, dapat ditentukan
dimensi dari struktur beton dan tulangannya.
- Kontrol
gaya gempa : pada tahap beban sementara ini dilakukan kontrol hitungan dari
hasil dimensi struktur yang sudah didapat, agar nantinya struktur betul-betul
mempunyai konstruksi yang mantap, aman dan stabil.
Untuk
membuat bangunan lebih tahan tehadap gempa tidak harus selalu memperbesar
dimensi dari elemen-elemen strukturnya. Hal ini justru akan membuat bangunan
menjadi berat dan tidak menguntungkan terhadap gaya gempa, sebab makin berat
suatu bangunan akan makin besar dia menyerap gaya gempa (ingat rumus : F =
M.a).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar